Giat Tanam Kawasan Tebing Pantai Ngungap
Komunitas Resan Gunungkidul, bersama Karang Taruna dan Pemerintah Kalurahan Pucung, pada Minggu, 13 Maret 2022 mengadakan giat tanam di kawasan tebing Pantai Ngungap, Kapanewon Girisubo, Gunungkidul.
Foto-foto ini saya ambil beberapa waktu lalu, ketika dalam pengembaraan, saya sempatkan mengunjungi kembali tebing pantai Ngungap.
Tidak seperti Junghuhn pastinya, dua abad yang lalu, tebing ini pasti masih asri dan hijau. Cuaca hari itu sangat panas, apalagi di tebing pantai. Angin kering musim kemarau dan sinar matahari sangat terasa menyengat kulit.
Ada perasaan teduh dan gembira, saat melihat tanaman satu tahun yang lalu masih bertahan dalam kondisi yang sangat kering. Beberapa jenis beringin memang tampak menguning daunnya dan seperti akan rontok. Namun, dari beberapa literasi yang saya baca, keadaan itu adalah upaya survive secara alami dari sang pohon untuk bertahan hidup. Merontokkan daun, dan berubahnya warna menjadi kekuningan adalah upaya untuk mengurangi fotosintesis, akibat kurangnya air.
Beberapa jenis pohon (terutama yang berdaun tebal), ketika mampu melewati satu tahun setelah dirilis di alam (satu musim tanam), maka ia akan otomatis menyesuaikan diri dengan tempat ia hidup. Bibit memang kelihatan sekarat dan tidak berkembang. Namun sejatinya ia sedang 'laku prihatin', menghemat segala daya hidupnya untuk menanti siraman sejuk sang air di musim penghujan.
Dari beberapa literasi yang saya baca dan hasil sharing dengan teman teman komunitas peduli lingkungan yang lain, penyiraman sesekali bibit pohon yang dilakukan di musim kemarau, kalau tidak rutin dilakukan maka justru akan mengancam kehidupan sang pohon. Penyiraman di musim kemarau yang panas, justru tidak efektif, karena air akan begitu cepat menguap sebelum mencapai akar.
Air siraman yang menetes dan menempel pada daun, saat terkena sinar panas Matahari juga akan berubah menjadi seperti kaca pembesar dan dapat membuat daun menjadi hangus/gosong.
Sel sel tanaman yang menerima air saat cuaca panas juga berpotensi rusak dan mengerut. Sel sel tersebut akan menggelembung, terisi air dan akan pecah dan tanaman akan mati
Hal ini beda jika penyiraman dilakukan rutin setiap hari, pada waktu pagi dan sore.., maka itu akan bisa menjamin kebutuhan air untuk sang pohon
Bibit tanaman yang masih muda memang butuh kepedulian kita bersama untuk merawat dan menjaganya. Tangan jahil manusia yang merusak tanaman, atau menyulut api hingga membakar kawasan hutan, adalah faktor utama penyebab kematian pohon-pohon, baik yang masih kecil sampai yang sudah meraksasa...
Demi kepentingan ekonomi, maka kita manusia menggunakan kekuatan Dewa Brahma untuk menghanguskan semua hal. Flora, fauna bahkan jasad renik pembangun kesuburan..
Dan jika hal ini terus dilakukan siapa nanti yang akan menjaga kehidupan anak cucu kita..?
#resan
#resangunungkidul